Mimpi Kecil

Maaf aku selalu mencoba merasuk ke ragamu. Niatku hanya ingin memiliki hatimu. Bukankah itu niat yang baik? Makanya biarkan aku merasuk ke raga dan jiiwamu :)

Sabtu, 09 September 2017

Jangan Lagi Ada Perpisahan

Diposting oleh adnigcitra di 02.49 0 komentar
Bagi sebagian orang, bandara, stasiun, terminal, pelabuhan tiada bedanya dengan pemakaman umum.
Termasuk aku.
Disanalah air mata terjujur akan menetes, do’a terbaik akan diucap, dan langkah pulang terasa berat. Disanalah aku akan merelakan dirimu untuk kutinggalkan, atau diriku untuk kau tinggalkan. Disanalah aku ingin menyesali hari-hari kita sebelumnya. Sebab, perihal mencintai dan bahagia denganmu, aku tak pernah puas.
Sekali waktu, ingin kutanyakan pada Juanda atau Soekarno-Hatta, tidakkah mereka iba melihat sepasang mata melihat kepergian dengan tangis yang hanya tertahan? Atau kaki yang meski berat tetap dilangkahkan menjauh perlahan? Tahanlah kepergian mereka, bung! Kata orang kalian punya kuasa dan hati yang baik. Maka sekali saja selamatkan kami dari perpisahan yang akan memenuhi hari-hari kami dengan kemurungan.
Setelah perpisahan itu, definisi bahagiaku akan jauh lebih sederhana dan tidak rasional. Aku mengunjungi tempat yang pernah kita kunjungi bersama. Aku juga membaca buku yang pernah kamu baca. Aku mendengarkan lagu yang kamu suka. Aku menyentuh tepian cangkir yang sering kamu gunakan. Aku menonton acara televisi yang kamu suka. Aku memeluk diriku dan mencari kehangatanmu. Namun pada akhirnya aku akan menangis karena aku tidak berhasil menemukan dirimu dalam hari-hariku lagi. Aku enggan pergi kemanapun karena yang ingin kutemui hanya kamu. Wajahmu di layar handphone pun takkan pernah membuatku puas.
Aku ingin hidupku menjadi bahagia dengan sederhana. Kita akan pergi bekerja seharian, ditengah kota besar yang muram. Aku akan tahan semua runyam dan pusing diantara kemacetan. Sebab aku tau, saat aku tiba dirumah, aku berada dirumah dalam definisi yang sebenarnya. Kau akan berada disana. Dengan banyak kejahilan, perdebatan, dan hal-hal sederhana dalam rumah tangga itu aku ingin bahagia. Kita akan mengunjungi Juanda dan Soekarno-Hatta dengan senang, karena kali ini kita akan pergi bersama. Tidak akan ada lagi bagia pilu dari perpisahan yang harus mereka saksikan.
Sederhana bukan? Maka mari lekas menjadi besar. Sederhana saja alasannya, agar jangan lagi ada perpisahan. 


Jumat, 15 Juli 2016

Aku dan Sedihku

Diposting oleh adnigcitra di 07.56 0 komentar

Aku, tak pernah berjalan jauh keluar dari duniaku.
Sejak lama,
aku,
sungguh telah lama,
bersedih.
Dan tepat ketika aku jatuh cinta padamu, aku merasa berdosa karena telah berbahagia.
Karena sebelum itu aku adalah sahabat terbaik dari rasa sedih.
Apa jadinya aku tanpa kesedihan?
Dan,
apa jadinya kesedihan, tanpa aku?
Kekecewaan ini sayang, kecewaku terhadapmu, mungkin hanya salah satu cara dosa itu mengingatkanku. Bahwa aku, berasal dari kesedihan dan akan tetap begitu selamanya. Hingga mencintaimu tanpa rasa sedih menjadi mustahil bagiku.
Maaf jika kamu harus merasakan sedih karena aku.
Tapi jika kamu bersedia,
aku tetap akan mencintaimu dan berusaha menelan sakit ini sendirian.

Sabtu, 02 Juli 2016

Silent Scream

Diposting oleh adnigcitra di 11.27 0 komentar

Pernahkah kau mengingat setiap moment kata "Aku mencintaimu.." yang kau ucap untuk saya? Jujur saja tiap kali kau mengatakannya, hati saya menjerit "Saya juga mencintaimu, sangat mencintaimu..". Jika kau tau sesuatu meronta dalam diri saya. Ia membenci kenyataan bahwa hingga saat ini, kau hanya bisa menebak nebak perasaan saya saja.
Karena tiap saya menginginkannya,
bibir saya tak mampu mengakatakannya.

Ia hanya diam.

Ia takut ucapannya akan membuat saya menjatuhkan diri saya untuk orang yang salah. Bukan. Bukan saya tidak percaya kamu. Tapi percayalah, ada satu sisi dalam otak saya, bisa jadi brocca - bagian otak yang bertanggung jawab atas motorik bicara - seperti memiliki trauma. Pada yang dulu ia pernah terburu-buru lalu menyakiti saya, karena mengucapkannya pada orang yang salah. Jadi aku tak pernah mengatakannya,

"Saya juga mencintaimu, saya sangat sangat mencintaimu.."

Dan selang waktu berjalan, saya tidak memperkirakannya. Tapi, ya, sudah sewajarnya kau menjadi lelah atas penantian. Kau merasa aku tak pernah membalas perasaanmu, karena aku lupa bahwa kau tak pernah bisa benar-benar membaca hatiku. Kini kau menjauh, tanpa tau disini hatiku tak pernah berhenti menjerit;

"Saya sangat mencintaimu.."

Rabu, 22 Juni 2016

Dirimu yang Selalu Baru

Diposting oleh adnigcitra di 12.33 0 komentar

Selamat Pagi, 01.13 dari sini dan 02.13 dari tempatmu, bukan?
Mungkin memang sudah diciptakan begitu, saya selalu satu langkah dibelakang kamu. Tapi katamu jangan begitu. Tidak ada jarak yang akan menjauhkan kita, bukan? Kecuali takdir Tuhan dan hanya jika hatimu terbagilah saya akan pergi. Suatu hari nanti, pukul satu seperti ini saya akan terbangun dan melihatmu tertidur pulas memeluk saya. Ya, bukan hanya bayangan saya seperti sekarang.
Terimakasih, dalam jarak yang tidak mudah ini sudah mau bersama saya.
Terimakasih sudah memeberikan saya hatimu dan mempercayai saya ditengah keraguanmu.
Terimakasih telah menghabiskan waktu bersama saya dan tetap menginginkan saya mendampingimu, kelak.
Terimakasih telah mau mengkhawatirkan saya dan tetap berada dalam fikiran saya yang kacau ini.
Terimakasih telah membuat saya bahagia dan telah tertawa untuk saya.
Terimakasih telah menjadi dirimu sendiri dan membuat saya menjadi diri saya sendiri.
Terimakasih untuk setiap hari, dan setiap malam, dan setiap waktu bersamamu.
Saya yakin saya mencintai dirimu yang baru setiap harinya. Sederhananya, kemarin saya mencintai betapa cemerlangnya matamu itu. Betapa bulatan cokelat itu bersinar dan membuatku luluh. Dan hari itu, sempat tanganmu. Betapa hangat mereka menyambut tangan saya. Bagaimana jarimu menyelam dan mengisi jarak di jari-jari saya.
Dan saya tak sabar menunggu esok. 
Apalagi yang akan membuat saya jatuh hati?

Rabu, 15 Juni 2016

A Bird

Diposting oleh adnigcitra di 11.56 0 komentar
Jika saya bisa menjadi burung yang terbang bebas di angkasa, saya tak akan berkeliling jauh. Saya hanya akan bertengger di depanmu dan memandangimu hingga puas. Mengamati apa yang sedang kamu lakukan ketika kamu sedang merasa sendiri. Seperti yang kamu keluhkan kepada saya di setiap pesanmu.
Saya mungkin tidak akan cocok dengan fisik burung yang besar.Mungkin saya bisa menjadi burung gereja? Burung kecil dan tak berarti itu akan membuat orang lain enggan memburu saya. Sehingga saya bisa tetap tenang bertengger dan mengawasimu.
Lucu bukan?
Saya akan menjadi burung yang kekurangan gizi lalu mati kelaparan. Karena saya tidak lagi berfikir mengenai makanan dan hanya memikirkanmu, memandangimu sepanjang waktu. Saya akan berkicau untuk menghibur masa sedihmu. Saya ingin melihat apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari saya, dan dari mereka. Saya akan terbang diatasmu setiap waktu. Memayungimu dan panasnya sinar matahari dan dinginnya hujan. Melindungimu dengan apa yang saya bisa.
Namun saya bukan burung.
Tapi saya tetap akan melindungimu semampu saya dari jauh.
Dari jarak yang sangat jauh ini, saya rindu.

Senin, 04 April 2016

Cita-Cita atau Cinta?

Diposting oleh adnigcitra di 15.03 0 komentar

Saya tidak yakin benar mana yang harus diutamakan saat ini. Memaksamu bertahan di negeri ini dan bersama saya, atau mengejar cita-citamu hingga ke negeri orang. Saya tau benar saya diam-diam mencintai kamu. Saya takut akan kehilangan kamu. Saya menemukan sosok hangat dalam dirimu, yang takkan mungkin saya temukan pada pria lain. Jika saja saya sedikit lebih pantas, tidak, jika negeri ini sedikit lebih bisa memberikan sedikit kualitas pendidikan, saya pasti sudah mati-matian memaksa kamu tinggal bersama saya. Ya, kalau boleh jujur ada rasa egois yang sudah serupa gletser di atas lautan yang menenggelamkan pikiran jernihku.
Saya pun tau, untuk menentukan hal ini pun bukan suatu hal yang mudah bagimu. Saya tau jika bisa, kamu pasti ingin membuat semuanya baik-baik saja, aku dan kedua orang tuamu. Yang membuat dua pilihan ini imbang bagimu adalah dua pihak berpihak pada tiap opsi. Dan terimakasih karena itu saya. Terimakasih telah menjadikan saya sebuah pertimbangan. Terimakasih telah menjadikan keinginan saya sebuah pemberat dalam pengambilan keputusanmu.
Jika kamu tanya menurut saya kekurangan mengambil opsi bersekolah jauh, jelas saya akan jawab kamu akan jauh, tidak, semakin jauh dari saya. Jujur, dalam kepala saya sudah ada gambaran bagaimana kita akan selesai dari pertempuran dengan jarak selama satu semester ini. Saya sudah siapkan diri saya untuk selalu dekat dengan kamu, di kotamu. Ada sesuatu yang tidak ikhlas dalam diri saya jika kamu memilih pergi, padahal, katakan saja saya sudah berusaha mendekat.
Siapa yang akan mendengarkan cerita-cerita bodoh saya? Siapa yang akan memberi saya pelukan hangat tiap kali saya down atau lelah? Siapa yang akan menjadi bahan kejailan saya? Siapa yang akan menemani saya menikmati indahnya pulau Bali? Siapa yang akan menemani saya jajan di pinggir jalan? Siapa yang akan datang dengan suntikan semangat saat saya lelah dengan tugas-tugas?
Tapi sekali lagi ini adalah pilihan. Cita-cita atau cinta?
Maka pergilah, kekasih.
Pergilah untuk kembali kepadaku. Pergilah untuk menjadi yang terbaik. Jadikan jarak ini alasanmu berjuang agar lulus tepat waktu, sehingga kamu tidak mengulur perpisahan kita. Toh saya juga bisa seidkit lebih fokus disini. Saya bisa belajar bersosialisasi dengan baik. Kejar cita-citamu lalu pulanglah demi cinta. Saya mencintaimu, selalu.


Let this be our lesson in love
Let this be the way we remember us
I don't wanna be cruel or vicious
And I ain't asking for forgiveness
All I ask is if this is my last night with you
Hold me like I'm more than just a friend
Give me a memory I can use
Take me by the hand while we do what lovers do
It matters how this ends
Cause what if I never love again?

Senin, 22 Februari 2016

UNIVERSE

Diposting oleh adnigcitra di 09.53 0 komentar

Ialah bukan jajaran gunung,
Atau sekedar laut luas antara dua daratan,
Bahkan bukan pula jarak antara bumi dan surga,
Bukan..
Tidak ada yang akan menjauhkan kita,
Karena bukan bumi hakikat duniaku, melainkan dirimu.

Rabu, 29 Juli 2015

I'm Alive

Diposting oleh adnigcitra di 22.57 0 komentar


Aku adalah setangkai mawar. Setangkai mawar yang sudah terpetik dari kebunnya. Kelopakku tak lagi utuh. Tangkaiku tak sehijau dulu. Tapi duriku semakin tajam. Ia menajam karena luka.

Tapi bagimu aku tetaplah sebuah mawar. Mawar yang berbeda dari lainnya. Dengan hati hati dan tanpa takut , kau tumpulkan duriku dan meletakanku pada sebuah vas bening berisi air. Aku seperti hidup kembali.
“Mau tak mau, sengaja tak sengaja, kau pasti akan menyakiti seseorang yang kau cinta”
Tapi sungguh aku berharap semoga aku tidak sebodoh itu untuk menyakitimu. Aku akan lakukan hal yang terbaik untukmu. Tidak meninggalkanmu ketika kamu sangat membutuhkanku, tidak akan mengatakan, menuliskan, apapun yang akan membuatmu sedih. Sungguh aku ingin memperlakukanmu sebaik kamu menghidupkanku kembali.
Cukup jelas selama ini selalu aku mengabaikan yang mau mengagumiku dan memilih yang mengabaikanku. Seolah aku mencintai luka,d an cinta, serupa satu satunya yang mencintaiku. Tapi semoga kali ini tidak.

Udara semakin dingin, seperti itu pula hatiku. Lalu kau datang dan membakarku dengan tatapanmu, menghangatkanmu dengan pelukmu. Aku luluh sekali lagi.

Dunia semakin gelap, begitu juga diriku. Tapi kau disana. Datang bagai lentera, awalnya samar samar sebelum kau menuntunku melihat matahari sekali lagi.
Daun berjatuhan, begitu pula diriku. Aku jatuh kepadamu.

Senin, 27 Juli 2015

New (Im)perfect Love Story

Diposting oleh adnigcitra di 03.13 0 komentar


Yang satu datang menggantikan yang lain. Tidak ada yang tidak terganti. Karena manusia pasti berubah. Apapun dapat merubahnya, entah cinta, cita atau luka.
Sesuatu terjadi dihidupku setelah aku mengenalmu. Aku mulai merasa jauh lebih baik, bahkan tidak sempat berfikir akan sebaik ini. Aku ingin mencintai lagi, setelah aku kehilangan cinta di hidupku. Sungguh bahagia mendengarkan jeritan di dua sisi dalam diriku sendiri. Satu bagian menjerit "Tidak! Ini akan jauh lebih buruk", lalu sisi lain akan menjerit lebih keras "Itu baik! Bangkitlah lagi! Mencintalah dengan lebih baik lagi!"
Memang banyak cinta yang sudah kupunya sebelumnya. Dan memang mereka adalah cinta. Tapi mereka hanya cinta bagi hidup, bukan bagi hatiku lagi. Tidak pernah kuragukan bahwa masing masing dari mereka pernah mencoba memasangkan separuh mereka dengan separuh diriku. Tapi, ketika aku tekah kehilangan tiap cinta yang ketika itu mereka adalah penting bagiku, duniaku akan berubah.
Aku menjadi aku yang baru setiap aku kehilangan satu dari mereka. Mau tak mau, aku adalah orang berbeda bagi cinta baru yang akan datang. Dan kupastikan akan lebih baik. Setidaknya tidak melakukan kesalahan yang sama. Aku akan menjadi manusia lebih sempurna. Ibarat sebuah pemujaan, selalu ada pengorbanan, dan mereka adalah korban kesempurnaanku. Aku yakin, aku juga adalah korban kesempurnaan mereka.
Cinta baru telah tiba. Bagian baru yang akan coba dipasangkan lagi dengan bagianku yang belum sempurna. Laki - laki yang akan lebih baik, yang pastinya bisa membuat hatiku lupa rasanya remuk redam. Laki - laki yang akan melihat bagaimana serpihan diriku kembali utuh dalam pelukannya.
Aku tidak pernah mengharapkan cinta kami nantinya akan sempurna, yang berakhir hanya dengan kematian. 

Terlalu tinggi.

Aku hanya berharap aku dan dia bisa saling mengenanl dan mencintai lebih baik hari demi hari. Aku hanya berharap dia tidak pernah menyerah dengan aku yang hanya begini adanya. Aku hanya berharap aku akan selalu mencintainya dengan sepenuh-penuhnya hatiku dan dia akan mencintaiku dengan cara yang sama. Aku mungkin tidak bisa mencintainya seperti apa yang diinginkannya. Dia pun mungkin tidak bisa mencintaiku sesempurna yang kuharapkan. Karena manusia, tidak pernah berhenti berpuas diri. Tapi aku ingin kami berdua dapat saling mengasihi dan mencintai dengan sebaik baiknya. Mencintai dengan cara terbaik yang dapat kami saling lakukan.
So there you have it. That's my new imperfect story. I'm proud and so glad to have him in my life <3

Minggu, 19 April 2015

Semesta

Diposting oleh adnigcitra di 06.25 0 komentar

Ini potongan diriku saat aku kehilanganmu dulu. Kau tau? Saat aku tau dan sadar pagiku tanpa sapamu, siangku tanpa tatapanmu dan malamku tanpa mendengar suaramu, aku merasa aku telah kehilangan seseorang yang telah menjadi jelmaan dari seluruh alam semesta bagiku. Mata milikmu itu, mampu menelan cahaya bintang, galaksi dan bahkan semesta ini. Sedang hati milikku ini, hanya mampu menelan harapan untuk memilikinya selalu.
Tiap aku mengingatmu aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Setiap bagian diriku telah terbiasa dengan kehadiranmu. Aku mencoba untuk tidur. Kata mereka tidur bisa membuatku lupa akan masalah untuk sejenak. Tapi apalah dayaku jika mimpi dalam tidurku-pun menjelma sebagai dirimu? Aku hanya selalu berharap kau akan datang dan menyelesaikan semua masalahku. 
Denganmu, manusia telah menjadi candu. Dan candu, telah menjadi jenis lain dari cinta. Kau telah membuat hatiku bagai jarum kompas dan dirimu sebagai arah utara. 
Membuatku selalu tertuju padamu.
Aku tau akan sangat mustahil untukku menemukan pria lain yang bisa menggantikanmu di hatiku. Ada hari dimana aku tertawa dan bahagia. Lalu pada hari lain aku akan sangat sedih dan hanya ingin merenung dan mengingatmu. Kau lah tempatku berakhir. Terkadang aku juga sangat membencimu dan memikirkan hal negatif tentangmu. Kemudian aku akan menyalahkan dan membenci diriku sendiri karena telah berfikir buruk tentangmu. Kau selalu sempurna bagiku. 
Kau tau? Aku tetap masih peduli dan memikirkanmu. Bahkan mungkin tidak bisa kau bayangkan dan mengerti. Kita tidak saling bertukar cerita atau saling mengirimkan pesan singkat lagi. Tapi jika aku mendengar sesuatu yang aku tau pasti membuatmu bersedih, hal itu melukaiku. Aku tidak pernah melukaimu, tidak sedikitpun.
Dan hingga Tuhan turun tangan dalam penulisan kisah kita yang kufikir akan selalu berakhir. Ternyata kuasaNya mampu menyatukan yang mustahil tersatukan. 
Sekali lagi akan kubangun rumah yang nyaman untuk seseorang yang luar biasa di dalam hatiku. Aku tidak akan beristirahat hingga atap hunian ini mampu menahan badai dan temboknya berdiri kokoh. Aku akan mendekorasi setiap ruangannya senyaman mungkin dan meletakkan cinta sebanyak mungkin di setiap sudutnya. Aku menghabiskan semua tenagaku untuk membangun hunian yang pintunya hanya akan terbuka untukmu. Lalu kita akan di dalam berdua tanpa sedikitpun melihat keluar. Bahkan tidak perlu lagi mengintip dari jendela.
Kini kita bersama lagi. Dan aku sadar perpisahan kita telah banyak merubah masing-masing dari kita menjadi jauh lebih baik. Jangan menyerah pada hubungan ini. Sungguh aku mencintaimu. Mencintaimu dengan lebih baik. Mencintaimu dengan cara yang lebih baik. 

Jumat, 13 Maret 2015

Intuisi Setelah Kehilangan

Diposting oleh adnigcitra di 19.05 0 komentar

Cinta seharusnya memang tidak mengenal dendam. Aku hanya harus menjaga siapapun yang tinggal dan bertahan, mengenang siapapun yang berlalu dan memaafkan siapapun yang meninggalkan atau menyakiti. Ya, jelas andai semudah itu.
Kendalanya hanya ada beberapa. Bagaimana jika yang dipertahankan tidak cukup tahu diri? Lalu dia akan memelukku erat, hanya agar pisaunya makin menancap tepat di ulu hati. Bagaimana juga jika tiap butir kenangan tentang seseorang yang telah berlalu membawaku hidup dalam kenangan? Semacam enggan meneruskan hidup kedepan. Atau jika kebencian enggan lenyap dari ingatan. Membuatku sama seperti mereka. Karena selalu di alam bawah sadar, luka dibalas luka. Bahkan jika aku tau suatu saat karma yang akan menampar wajahnya keras keras, pun aku tetap tak rela jika bukan dengan tanganku sendiri dia terluka.
Bukan tidak mampu aku menahan sabar. Tapi saat kau serba-salahkan seluruh perilakuku, aku sudah sangat sabar. Yang harus kau tau adalah pada akhirnya segala jenis sabar akan kalah. Tabah telah enyah dan segala dendam amarah yang riuh membuncak.Ia membuncak bukan ketika kau berjalan jauh memunggungiku. Saat itu hanya ada rindu dan cinta yang menangis entah seberapa air matanya. Aku sudah lupa. Dendam itu muncul saat aku menantimu yang tak kunjung datang. Aku sadar rindu bisa jadi beringas saat tak pernah kau penuhi keinginannya.
Rindu yang membenci ini juga membuatku menangis. Aku tidak se tega itu mengutukmu dengan do'a do'a ku yang buruk. Tapi percayalah, dendam amarah ini di luar kendali. Tak ada yang pernah nyaman dengan kesendirian, kesepian. Mencari yang baru pun tak akan sama sepertimu. Tidakkah kau merasa aku telah memberi segalanya untukmu? Tidakkah kau ingat bagaimana aku meng-elu-elu-kan semua tingkahmu yang sebenarnya sederhana? Sudahkah kau lupa bagaimana aku berusaha membuatmu merasa luar biasa?
Percayalah kekasih, keangkuhanmu justru membuatku semakin rindu. Dan semakin aku merindu tanpa kehadiranmu, semakin aku akan mendendam. Lelahku mungkin memperjuangkan cinta sendiri, sementara dirimu, makin jauh melangkah pergi.

Kamis, 12 Februari 2015

Sahabatku (Ternyata) Mencintai Cintaku

Diposting oleh adnigcitra di 17.42 0 komentar

Di tikungan tajam itu, dia disana. Membawa segenggam pisau. Matanya membelalak. Dia bukan yang ku kenal. Rambutnya acak acak an, entah dimana dia lepas hijab yang selalu menutupi auratnya. Tikungan tajam itu adalah hubunganku dengan kekasihku. Dan gadis yang kulihat adalah sahabatku. Pisau itu akan digunakan untuk membunuh cinta kami.
Di rumah kekasihku, dia disana. Di ranjang tempat biasa kami beradu, gadis itu dan kekasihku, menderu berbagi peluh. Entah siapa yang harus kupersalahkan? Gadis itu berjalan disampingku awalnya. Disampingku yang tengah dipeluk kekasihku. Tapi lambat laun dia mendahuluiku, dan berbelok tajam. Berbelok dua kali. Kini dia di depan kekasihku. Pisaunya menyakiti tanganku. Kami pun melepas genggaman kami. Aku takut. Padahal dia baik.
Tak kusangka dia juga mencintai kekasihku. 

Selasa, 10 Februari 2015

Karena Cinta, Aku Percaya dan Bertahan Dalam Jarak

Diposting oleh adnigcitra di 19.52 0 komentar

Aku ingin bercinta denganmu lagi, kali ini sungguh penuh dendam yang ingin kulampiaskan.Dendam rindu kesumat yang terurai sepanjang jalan yang memisahkan ini. 3000 miles tidak sejauh itu bagi cintaku, tapi bahkan 1cm pun sangat jauh bagi rinduku. Bila sampai nanti datang masa dimana aku tidak mampu lagi menunjukkan perasaan ini, ketahuilah aku mencintaimu dengan penuh. Hanya kamu. Kamu indah dan tampan dari segala sisi. 

Wahai laut yang memisahkan kami, mampukah kau menguraikan alasan bagaimana bisa cinta yang jauh ini tetap membuatku bertahan?

Tidak jarang kudengar pertanyaan mereka, bagaimana aku sendiri bisa yakin kau akan kembali padaku? Setelah sejauh ini? Aku sendiri tidak mengerti mengapa. Mungkin karena cinta, aku percaya. Doaku hanya ijinkan aku mendengar kata hatiku sendiri, di tiap saat aku meragukannya.
Aku tidak tahu siapa yang menyediakan jarak di antara kita. Yang aku tau, kamu pergi, mengejar cita - cita, demi membahagiakanku di masa depan. Setidaknya itu yang kutangkap dari tatapanmu.

Bawa saja aku jatuh cinta sedalam - dalamnya. Aku tidak peduli lagi, aku bahagia denganmu. Bukan tidak lelah menunggu tiap kabar darimu. Tapi aku selalu melakukannya. Aku tidak ingin mengganggumu dengan ratusan pesan singkat atau puluhan missed call. Yang aku percaya, kamu masih memikirkan aku. Dan masih tau seberapa aku mencemaskan keadaanmu. Ini pilihanku. Semoga aku memilih sesuatu yang tepat, di waktu yang tepat pula.

Sebentar lagi, sayang. Pasti. Kita akan kembali dalam zona waktu dan tempat yang sama. Apa saja yang mereka katakan. Betapapun kerasnya gumam pertidaksetujuan yang mungkin ku dengar. Tidak akan lama lagi, sebelum seluruh elemen alam semesta ini bekerja sama untuk kita.
Cinta ini milik kita.

Jumat, 06 Februari 2015

Alasanku Jatuh Hati

Diposting oleh adnigcitra di 03.32 0 komentar


Bersamanya, di dekatnya hidup terasa berbeda. Lebih asyik dan seru.

Bagaimana aku bisa berhenti jatuh cinta? Dia sosok kekasih yang dengan sabar mendengarkan semua keluhanku. Dia yang mengagumi lebihku dan dengan telaten membenahi kurangku.
Kadang memang caranya memberi tau sedikit menyakitkan. Tapi aku tau tujuannya. Kadang dia membuatku menangis karena dia menunjukkan kecewanya padaku. Tapi setelah itu dia meminta maaf dan memberi tau yang seharusnya aku lakukan.
Dia se sempurna itu. Tatapan tegas tak pernah lepas dari matanya. Hidung yang tinggi. Debar jantungku yang semakin cepat tiap melihat senyum manis itu. Pelukan hangat yang selalu ada. Dia dan dirinya, aku suka.
Demi Tuhan jika hubungan kita ini berakhir, aku akan lebih memilih mati. Percuma saja tidak akan kujumpai bahagia di dunia tanpamu. Jika harus berkhir, biarlah berlanjut di dunia setelah ini. Karena setelah dirimu, tak akan ada pria yang lebih baik.
Pada tiap tingkahmu aku jatuh hati. Pada tiap pelangi tanpa hujan mu aku terpukau. Pada dirimu aku jatuh cinta.

Rabu, 04 Februari 2015

Jatuh Cinta-lah Kepadaku

Diposting oleh adnigcitra di 17.46 0 komentar


Demi Tuhan

Rasa apa ini?

Didekatmu seolah aku luluh. Ada banyak hal yang kau lakukan untukku. Banyak hal yang kusenangi tapi sengaja tidak kulakukan, karena yang kufikirkan hanya perasaanmu. Disetiap permintaanmu aku ingin berkata tidak, tapi kedip matamu membuat aku luluh. Ada banyak kesalahan yang kufikir tak akan pernah ku maafkan, tapi saat kau menemuiku dan berucap maaf, seolah semua terlupakan begitu saja. Di tiap tawamu aku jatuh cinta.
Ibumu, aku yakin dia khawatir apa putra satu satunya akan kubahagiakan? Hal itu yang selalu mendorongku berubah lebih baik. Banyak hal yang telah kulakukan bersamamu. Tawa, suka, duka, semua kita bagi berdua. Aku mencintaimu, sungguh.
Saat tau kau jatuh hati untukku, aku tak menduga. Aku hanya diam, air mata ingin mengucur deras. Aku hanya tau selama ini tidak mencintai sendirian. Selama ini aku tidak setia sendirian.
Tak kusangka benar kau jatuh hati. Dalam pelukmu, ada arti merindu. Apa kau takut kehilangan? Tenanglah, hatiku telah kau jinakkan sejak lama.

SMS Gratis :D

 

MangkokMimpi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea