Seseorang
pergi, kemudian yang lain datang. Menggantikan yang hilang.
Mungkin begitu
siklus kehidupan. Siklus percintaan, pertemanan. Ada yang mati, ada yang lahir.
Kadang, susah untuk melepaskan yang sudah sangat membekas. Jangankan yang sudah
membekas, yang hamper tergenggam saja sangat sulit diikhlaskan.
Banyak hal
yang kulakukan hanya-agar memenuhi criteria perempuan-mu. Tapi yang kau lakukan
hanya meninggalkanku tanpa pesan. Tiba tiba. Inilah bagian terburuknya, dimana
kamu menghancurkan hatiku tapi aku tetap menginginkan mu dengan sisa kepingan
yang hancur. Mungkin kamu fikir aku bercanda, tapi aku serius.
Aku tau
kita hanya teman. Awalnya hanya pengisi sepi. Tapi aku mencandu. Lalu tiba –
tiba kau menghilang. Aku hanya butuh sedikit komunikasi agar kita tidak saling
menghilang. Tapi kau mengabaikanku setiap kali aku mencoba berbicara kepadamu.
Lalu hari
setelahnya apa?
Aku yakin,
kau melupakanku. Aku tau tidak aka nada peduli lagi. Karena jelas, dirimu masih
bahagtia dan baik baik saja tanpa aku.
Tapi apa
yang bisa aku lakukan tanpa kamu?
Jika ini
mata, aku akan menutup mataku sehingga aku tidak melihat dirimu, karena aku
tidak mau melihatmu. Tapi ini hati. Aku tidak mampu menutup hatiku untuk
berhenti merasakan perasaan untukmu ini.
Mereka
bilang cara terbaik untuk menyembuhkan patah hati adalah jatuh cinta lagi. Tapi
apa bagusnya jika ketika aku jatuh cinta, ia pergi sebelum kami benar benar
bahagia?
Siapa lagi
yang datang berikutnya? Kuharap dia benar baik sampai akhir. Tidak mematahkan
hatiku lagi. Aku tunggu kamu di daun pintu. Sapalah aku dengan senyum ketika
kamu benar benar datang. Entah dia, entah orang lain.